MUJAHADAH
Jumat, 20 Desember 2013
0
komentar
E. MUJAHADAH
Istilah
mujahadah berasal dari kata jâhada-yujâhidu-mujahâdah-jihâd, yang
berarti mencurahkan segala kemampuan (badzlu la-wuz’i).
10 Dalam konteks akhlak, mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri terhadap Allah SWT, baik hambatan yang bersifat internal maupun yang eksternal.
10 Dalam konteks akhlak, mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri terhadap Allah SWT, baik hambatan yang bersifat internal maupun yang eksternal.
Hambatan
yang bersifat internal datang dari jiwa yang mendorong untuk berbuat keburukan
(nafsu ammârah bi as-sû-i’), hawa nafsu yang tidak terkendali, dan
kecintaannya pada dunia. Sedangkan, hambatan eksternal datang dari syaitan,
orang-orang kafir, munafik, dan para pelaku kemaksiatan serta kemungkaran. 11
Untuk
mengatasi dan melawan semua hambatan (internal dan eksternal) tersebut
diperlukan kemauan yang keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Perjuangan
sungguh-sungguh itulah disebut mujahadah. Apabila seseorang bermujahadah untuk
mencari keridhaan Allah SWT, maka Allah berjanji akan menunjukkan jalan
kepadanya untuk mencapai tujuannya tersebut.
Dalam hal ini
Alllah SWT berfirman :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا
فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (QS:Al-'Ankabuut | Ayat: 69)
Objek Mujahadah
Secara terperinci, objek mujahadah ada enam hal :
1.
Jiwa
yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan atau dalam istilah
Al Qur’an fujûr’. Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Allah SWT
mengilhamkan kepada jiwa jalan kefasikan dan ketakwaan.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا◌فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا◌قَدْ
أَفْلَحَ مَنْزَكَّاهَا◌وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS:Asy-Syams | 91:
7-10)
Jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan kejahatan itulah yang
dalam tempat lain disebut Al Qur’an dengan nafsu ammârah bis-sû-i (QS.
Yusuf 12:53). Jiwa inilah yang mendorong pada keinginan-keinginan yang rendah
yang menjurus kepada hal-hal yang negatif.
2.
Hawa
nafsu yang tidak terkendali, yang menyebabkan seseorang melakukan apa saja
untuk memenuhi larangan-larangan Allah SWT, dan tanpa mempedulikan mudharat
bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Manusia memang memerlukan hawa nafsu,
bahkan manusia tidak dapat bertahan hidup
kalau tidak memiliki hawa nafsu. Tapi memperturutkan hawa nafsu (nafsu
makan, minum, seks, mengumpulkan harta, berkuasa, dan lain sebagainya) tanpa
kendali akan merusak manusia itu sendiri. Al Qur’an memperingatkan janganlah
sampai kita mempertuhankan hawa nafsu.
أَرَأَيْتَ مَنِ
اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا◌أَمْ تَحْسَبُ
أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا
كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Terangkanlah kepadaku
tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu
dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan
mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
itu).” (QS:Al-Furqaan | 25: 43-44)
Untuk
mengendalikan hawa nafsu diperlukan sebuah perjuangan yang tidak mengenal
lelah. Karena perang melawan hawa nafsu sendiri jauh lebih berat dari perang menghadapi musuh dari luar.
Seseorang tidak akan dapat menang melawan musuh dari luar sebelum dia dapat
melawan musuh dari dalam dirinya sendiri.
3.
Syaitan
yang selalu menggoda umat manusia untuk memperurutkan hawa nafsu sehingga
mereka lupa kepada Allah SWT, dan untuk selanjutnya lupa kepada diri mereka
sendiri. Banyak cara oleh dilakukan syaitan untuk menggoda umat manusia, baik
dengan menjungkirbalikkan nilai kebenaran, mencampuradukkan hak dan batil,
maupun dengan menakut-nakuti manusia untuk menyatakan kebenaran. Tentang hal
ini Allah mengingatkan :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS:Faathir | 35: 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS:Al-Baqarah | 2: 208)
4.
Kecintaan
terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaannya kepada
akhirat. Padahal keberadaan manusia di dunia hanya bersifat sementara, secara
individual sampai maut datang menjemput, dan secara umum sampai kiamat datang.
Kehidupan yang abadi adalah kehidupan di akhirat.
Kecintaannya
yang berlebihan kepada dunia menyebabkan orang takut mati, dan selanjutnya
tidak berani terjun ke medan jihad berperang melawan musuh. Terhadap
orang-orang seperti ini Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ
الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ
إِلَّا قَلِيلٌ
“Hai orang-orang
yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah
(untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di
akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan)
di akhirat hanyalah sedikit.” (QS:At-Taubah | 9: 38)
5.
Orang-orang
kafir dan munafik yang tidak pernah berpuas hati sebelum orang-orang yang beriman
kembali menjadi kufur. Allah SWT menyatakan :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ
إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ
بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan
kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS:Al-Baqarah | 2: 109)
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ
بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ
وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” (QS:Al-Baqarah | 2: 120)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ
عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, berjihadlah
(melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah
terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahanam. Dan itu adalah tempat kembali
yang seburuk-buruknya.” (QS:At-Taubah | 9: 73)
6.
Para
pelaku kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari orang-orang yang mengaku
beriman sendiri, yang tidak hanya merugikan diri mereka sendiri, tetapi juga
merugikan masyarakat. Perbuatan mereka dapat mengganggu dan menghambat orang
lain melakukan ibadah dan amal kebajikan. Untuk itulah orang-orang beriman di
perintahkan Allah untuk melakukan nahi munkar, disamping amar ma’ruf.
Allah SWT berfirman
:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (QS:Ali Imran | Ayat:
104)
Cara Mujahadah
Setelah
menyadari enam hal yang menjadi objek mujahadah di atas, maka kita perlu
berusaha mencurahkan segala kemampuan dan potensi yang kita miliki untuk
menghadapinya sehingga tidak ada hambatan---baik dari dalam maupun luar
diri---untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Secara garis besar ada tiga cara mujahadah. Yaitu sebagai berikut :
Ø Yang pertama, sebagai landasan teoritis, berusaha sungguh-sungguh:
1)
Memahami
hakikat jiwa dan bagaimana pengaruh kebaikan dan keburukan yang dilakukan
terhadap kesucian jiwa. Kemudian mengenal dan mencintai tuhan yang menciptakan
jiwa itu. Terutama dengan mensyukuri segala nikmat yang dikaruniakan-Nya
2)
Menyadari
bahwa hawa nafsu apabila dikelola dengan baik akan berakibat positif pada
kebaikan diri, tapi kalau di biarkan tidak terkendali akan merusak
3)
Menyadari
dan mengingat selalu bahwa syaitan tidak akan pernah berhenti menjerumuskan
umat manusia dengan segala macam cara
4)
Menyadari
bahwa segala kenikmatan hidup dunia belum ada artinya dibandingkan dengan
kenikmatan yang akan di dapat di surga, untuk itu jangan mengorbankan yang
lebih banyak untuk yang lebih sedikit dan jangan meninggalkan yang abadi demi
yang fana
5)
Menyadari
bahwa sebagian besar orang kafir dan munafik tidak akan pernah berdiam diri
selama orang-orang berfirman tidak mengikuti pandangan dan sikap hidup mereka,
oleh sebab itu diperlukan persatuan dan tolong-menolong sesama orang Islam
dalam menghadapinya
6)
Menyadari
bahwa kemaksiatan dan kemungkaran kalau dibiarkan akan dapat merusak masyarakat
dan menghancurkan segala kebaikan yang sudah bersusah-payah dibangun.
Ø Cara kedua adalah dengan melakukan amal ibadah praktis yang
dituntunkan oleh Rasulullah SAW untuk memperkuat mental spiritual dan
meningkatkan semangat juang untuk menghadapi semua tantangan di atas.
Amalan-amalan praktis itu antara lain adalah :
1)
Sering
mendirikan shalat malam atau Qiyam la-Lail karena shalat malam sangat
efektif untuk mengingatkan semangat juang dan ketahanan mental spiritual (QS.
Al-Muzzammil 73: 1-5; Al-Isrâ’ 17: 79)
2)
Mengerjakan
puasa Senin Kamis atau puasa Daud, atau puasa sunah lainnya (Hadist)
3)
Membaca
Al Qur’an sebanyak-banyaknya. Akan lebih baik lagi bila diikuti dengan
pemahaman dan perenungan isinya (QS. Yûnus 10: 57; Muhammad 47: 24)
4)
Berzikir
dan berdo’a. Terutama mohon perlindungan Allah SWT dari godaan syaitan (QS.
Al-Anfâl 8: 45; Al-Mukmin 40: 60; Al-A’râf 7:55; An-Nâs 114: 1-6).
Ø Cara ketiga (untuk menghadapi hambatan dari luar) adalah dengan
jihad, mulai dengan harta benda, ilmu pengetahuan, tenaga, sampai kepada jihad
dengan nyawa (perang di sabilillah) (QS. Ash-Shaf 61:10-13).
Demikianlah, barang siapa yang bermujahadah pada jalan Allah SWT,
maka Allah akan memberikan hidayah kepadanya (QS. Al-‘Ankabût 29: 69), dan pada
akhirnya semua hasil mujahadah itu akan kembali untuk kebaikan dirinya sendiri.
Sedangkan Allah SWT akan kembali untuk kebaikan dirinya sendiri. Sedangkan
Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Allah SWT berfirman :
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ
اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Dan barangsiapa
yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.” (QS:Al-'Ankabuut | 29: 6)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
Judul:
MUJAHADAH
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi ANDA. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dan follow ke
http://adjix01.blogspot.com/2013/12/mujahadah.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar